TASBIH DALAM BAHASA ARAB, BENTUK dan APLIKASINYA
Disusun dan diajukan sebagai tugas akhir semester II
Mata Kuliah: Bahasa Arab II
Pengampu: Isro’,M.Ag
Disusun oleh :
Nama : Titi Maryati
NIM : 40310022
Prodi/Smt : Pendidikan Matematika/II
SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (STKIP) ISLAM BUMIAYU
2011
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Ilmu Bahasa Arab tentunya sama seperti ilmu yang lain, misalnya ilmu Bahasa Indonesia. Di dalam Bahasa Indonesia terdapat ilmu tentang peribahasa atau penggunaan keindahan bahasa, Bahasa Arabpun sama mempunyai ilmu yang seperti itu, namun karena berbeda bahasa jadi nama ilmunya beda, dalam Bahasa Arab namanya ilmu Bayan ( Al-Balaghah). Ilmu Bayan adalah ilmu yang menjelaskan seluk beluk bahasa Arab dimulai dari mengetahui uslub (ragam bahasa) puisi dan prosa.
Pembagian ilmu Bayan meliputi :
Tasybih, rukun tasbih. Pembahagian Tasybih dan kegunaan ungkapan Tasybih .
Dalam makalah ini akan dibahas tentang ilmu Bayan. Sebelum membahas kajian tentang Al-Balaghah (Ilmu Bayan) mungkin dikenalkan dulu 3 point kajian ilmu Bayan, yaitu :
a) Al-Tasybih (perbandingan atau penyerupaan)
b) Al-Hakiki (makna yang sebenarnya)
c) Al-Mazaji (makna kiyasan)
d) Al-Kinayah (kata atau kalimat sindiran)
e) Pengaruh ilmu Bayan (dalam retorika bahasa)
Tetapi dalam makalah ini akan lebih memperjelas tentang Al-Tasybih ( Perbandingan atau penyerupaan)
B. Rumusan Masalah
1. Pengertian Al-Tasybih
2. Unsur-unsur Tasybih
3. Jenis-jenis Tasybih
4. Tujuan Tasybih
BAB II
PEMBAHASAN
1. Pengertian Tasybih
Jika dilihat dari asal kata, tasybih berasal dari kata Syabbaha, mengingat masamuda, mensifatkan kecantikan gadis. (Muhammad Yunus, 1973:188). Dari segi ilmu Balaghah adalah menyempakan sesuatu kepada sesuatu yang lain dalam bahasa arab disebut :
Itu ditujukan supaya dapat menggambarkan hal rang tersembunyi, hal yang jauh, dan yang dekat, menambah ketinggian derajat, memuji keindahan, kelebihan seseorang atau kelompok, sehingga menyentuh perasaan orang.
Secara harfiyah tasybih adalah perbandingan atau perumpamaan kata dengan kata lain, seperti : Wajah gadis cantik dengan rembulan. Menurut Istilah ilmu retorika, tasybih ialah suatu ungkapan mengenai sesuatu yang mempunyai persamaan sifat atau persamaan yang lainnya, dengan menggunakan kata “ka” (seperti/laksana/bagaikan/dsb).
Contoh teks al-Tasbih :
“Anda seperti matahari bercahaya. Meskipun anda telah melampau bintang zuhal”.
2. Unsur-unsur Tasybih
a) Musyabbah : obyek yang ingin disifati
b) Musyabbah bihi : sesuatu yang dijadikan sebagai model untuk perbandingan
c) Wajh al-syibh : sifat yang terdapat dalam perbandingan
d) Aadaat al-tasybih : kata yang dipakai untuk menunjukkan adanya tasybih. Bisa berupa huruf (kaaf, ka-anna), fi’il (hasiba, zhanna, khaala, dsb), atau isim (matsal, syibh, syabiih,dsb).
Musyabbah : Musyabbah bih : Adat tasybih : Wajah Syabah :
Dilihat dari struktur arkanu t – tasybih : Wajah Syabah maka tasybih dibedakan menjadi:
1) Tasybih Mursal
Musyabah : musyabah bih : Adat tasybih : Wajah Syabah
2) Muakkad
Muasyabbah : musyabah bih : Adat tasybih : Wajah Syabah
3) Mujmal
Musyabbah : musyabah bih : Adat tasybih : Wajah Syabah
4) Mufassal
Musyabbah : musyabah bih : Adat tasybih : Wajah Syabah
5) Baligh
Musaybbah : musyabah bih : Adat tasybih : Wajah Syabah
6) Tamtsil (wajah syabah bersjfat majemuk serta memerlukan pemikiran dan Hayalan :
Musyabbah : musyabah bih : Adat tasybih : Wajah Syabah
7) Ghairu t-tamtsil (wajah syabah yang lugas, tidak memerlukan banyak hayalan dan Penafasiran).
Musyabbah: musyabah bili: Adat tasybili: Wajah Syabah
Tasybih jika dilihat dari sudut linguistik dapat dipadankan dengan istilah gaya bahasa Metafora
3. Jenis-jenis Tasybih
a) Tasybih Baliigh : tasybih yang unsur-unsurnya tinggal dua saja yaitu musyabbah dan musyabbah bih.
b) Tasybih Tamtsili (Tasybih al-Tamtsil, Matsal) : jenis tasybih yang wajh al-syibh nya murakkab dari beberapa sifat, dan biasanya aqli.
c) Tasybih Dhamni : tasybih yang dipahami dari siyaq (konteks) kalimat, dan biasanya dilakukan dengan dua jumlah atau lebih sebagai ganti darisatujumlah.
Tasybih Maqlub (Tasybih Yang Dibalik) Asalnya, sifat yang ada pada musyabbah bih mesti lebih kuat daripada sifat pada musyabbah. Namun dalam tasybih maqlub, kondisi tersebut dibalik yakni sifat yang ada pada musyabbah lebih kuat daripada yang ada pada musyabbah bih. Pembalikan ini dilakukan untuk tujuan mubalaghah, yakni untuk menunjukkan bahwa sifat yang ada pada musyabbah sudah sangat kuat dan agar perhatian memang tertuju pada musyabbah.
4. Tujuan Tasybih
Secara umum tujuan tasybih ialah untuk menjadikan suatu sifat lebih mudah diindera. Adapun secara terperinci tujuan-tujuan tasybih ialah:
1) Bayaan miqdaar al-shifat (menjelaskan kualitas sifat)
2) Taqriir al-shifat (meneguhkan sifat)
3) Tahsiin al-musyabbah (memperindah musyabbah)
4) Taqbiih al-musyabbah (memperburuk musyabbah)
5) Tashwiir al-musyabbah bi shuurah al-thariifah
6) Itsbaat qadhiyyah al-musyabbah
1) Bayaan miqdaar al-shifat (menjelaskan kualitas sifat)
2) Taqriir al-shifat (meneguhkan sifat)
3) Tahsiin al-musyabbah (memperindah musyabbah)
4) Taqbiih al-musyabbah (memperburuk musyabbah)
5) Tashwiir al-musyabbah bi shuurah al-thariifah
6) Itsbaat qadhiyyah al-musyabbah
BAB III
A. Kesimpulan
Dari pembahasan ilmu bayan yang telah dijelaskan di depan yang meliputi aspek ilmiah bahasa (al-fasahah, al-balaghah dan al-uslub), juga aspek keindahan bahasa (al-tasbih) semuanya memberikan pengaruh yang besar dalam penyampaian teks/kalam dalam aneka bentuk/sighat kebahasaan.
Seseorang akan menjadi penulis/penyair/ahli pidato yang dianggap kreatif, baik, terkenal dan masyhur hanya dengan menguasai kajian kebahasaan di atas. Keahlian ini bisa diawali dengan membaca syair-syair, kitab sastra dan dan mempelajari bentuk keunikan lafazh dan susunan yang terkandung dalam kalimat.
B. Saran
Untuk para pembaca yang budiman dan khusunya pemakalah setelah kita tahu keindahan bahasa dalam bahasa arab kita jadi lebih rajin-rajin belajar tentang ilmu bayan. Karena dalam ilmu bayan khususnya Al-Tasybih akan menambahkan kosakata dalam bahasa arab, karena pepatah mengatakan bahwa sedikit demi sedikit lama-lama menjadi bukit, dari kita membaca mungkin jadi menghafal, dari menghafal jadi mengamalkan.
DAFTAR PUSTAKA
Http : // www.google.com
Http : // www.wikipedia.org
Rahimah, 2004. Ilmu Balaghah sebagai cabang Ilmu bahasa arab: Universitas Sumatera Utara